Sabtu, 16 Juli 2011

Menjadi Peserta Kehidupan yang Syukur (part 3)

Kedua, memastikan selalu ada kebaikan yang bertambah.

Hidup ini adalah sebuah nikmat. Tapi sedikit di antara kita yang menyadarinya. Kelak semua kita akan tersadar manakala hidup itu sudah terputus; berharap kembali kepada kehidupan semula, walau hanya sesaat, karena kita semua merasa sangat sedikitmengambil manfaat dari kehidupan itu. Allah berfirman, “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun: 99-100)

Berharap kembali, walau hanya sebentar. Berharap hidup lagi, walau hanya sesaat. Berharap memaksimalkan amal walau hanya di akhir hayat. Allah ceritakan penyesalan itu, “Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini.”

Nikmat ini tidak disadari oleh kebanyakan manusia. Padahal jika direnungkan lebih dalam, sesungguhnya inilah modal utama kita. Apalah artinya karunia kekayaan yang melimpah, yang memenuhi seluruh ruang di dunia ini jika Allah menghentikan kehidupan kita. Apakah kita bisa mersaakan nikmatnya karunia yang mana kala kita sudah mati?

Andaikan semua perbendaharaan dunia dikumpulkan hanya untuk kita, sekali lagi hanya untuk kita, tidak memberi guna jika Allah mencabut nyawa kita.

Karakter seseorang beriman adalah selalu membekali diri untuk kehidupan akhiratnya, dan terus berusaha untuk menambah pahalanya dari bermacam jenis kebaikan dan amal shalih. Karakter ini yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah saw, “Berbahagialah orang yang bertambah usianya dan baik pula amalnya.”

Hadits lain mengatakan, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang panjang usianya dan baik pula amalnya.”

Hadirnya pertambahan dan peningkatan dari keadaan yang satu kepada keadaan yang lebih baik, dari kedudukan yang satu kepada kedudukan yang lebih tinggi dan lebih dekat kepada Allah swt, adalah merupakan pembuktian syukur kita atas karunia hidup yang Allah berikan kepada kita.

Hidup yang dengannya Allah berikan banyak kesenangan kepada kita saat ini, adalah karunia yang harus dimanfaatkan hingga ajal itu datang dengan sendirinya, sesuai waktu yang telah ditentukan. Maka berhati-hatilah untuk tidak menjadi penyebab hilangnya nyawa kita, atau perginya kehidupan itu dari kita, dengan cara apapun. Dan selalu berusaha menghadirkan kebaikan di setiap jenak usia kita yang tersisa, sebab dengan begitu kita telah menjadi peserta kehidupan yang pandai bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan dikomentari..