Sabtu, 23 Juli 2011

Al Qur’an Bicara Tentang Nyawa (part 1)

Nyawa adalah faktor utama kehidupan. Karena itu, Al Qur’an yang mencintai kehidupan

, begitu memuliakannya. Al Qur’an berbicara tentang kemuliaan dan kehormatan jiwa manusia serta hak dan fungsinya dalam kehidupan ini; bahwa hidupa dalah pemberian Allah kepada manusia, agar ia mampu menunaikan tugas-tugasnya di atas muka bumi ini, seperti firman Allah swt, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan

manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Untuk tujuan itu, jika kita perhatikan, maka ayat-ayat yang bicara tentang nyawa l

ebih banyak kepada soal perlindungandan pemeliharaan. Allah mengharamkan segala perbuatan yang bertujuan menghilangkan hak hidup, apapun bentuknya dan bagaimanapun caranya, serta memberikan ancaman yang berat kepada siapa saja yang menghilangkan nyawa, tanpa alasan yang dibenarkan syariat.

Allah menyadarkan kita tentang bagaimana proses perjalanan kehidupan kita. “Dan s

ungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya

air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al Mu’minun: 12-14).

Begitulah kehidupan ini kita nikmati. Begitulah jalan dan prosesnya. Begitu pulakuasa Allah yang dengan lembut memberi sentuhan-Nya pada diri kita.

Tetapi pada saat yang sama, Allah juga mengabarkan, bahwa proses menjadi manusia itu sendiri ada yang berlanjut dengan usia yang panjang. Ada juga yang hanya untuk waktu yang singkat.

Tetapi, yang harus kita pahami, bahwa tidak seorang pun yang berhak mengakhiri nyawa dari calon makhluk-makhluk yang diciptakan Allah itu. Maka, begitu ada bayi baru yang lahir ke muka bumi, dengan nyawa yang masih dilekatkan Allah pada bayi itu, kita wajib berusaha keras agar nyawa bayi tersebut tidak hilang. Seperti apapun kondisi fisik dari bayi tersebut. Tanpa kecuali.

Setiap bayi lahir dalam keadaan yang lemah. Ia sangat memerlukan bantuan dan campur tangan orang dewasa untuk untuk mempertahankan nyawanya. Terlebih bagi bayi-bayi yang lahir dengan kondisi tidak sempurna.

Maka siapapun yang berjuang untuk menyelamatkan nyawa bayi-bayi itu, sesungguhnya telah berjuang untuk menyelamatkan kehidupan. Sebab tidak seorang pun tahu, kelak bayi itu akan menjadi orang seperti apa.

Setelah bayi itu tumbuh dari tak berdaya menjadi anak-anak, Allah tetap mengingatkan kita semua untuk terus menghargai nyawa mereka. Kadang, tema nyawa in harus disadarkan dengan hal-hal yang bersifat materi. Sebab, orang tua seringkali menganggap bahwa anak-anak adalah beban. Itu situasi yang jauh lebih rumit. Sebab anak-anak sudah mulai menjadi makhluk yang utuh. Sudah punya perasaan, sudah mulai punya pikiran. Emosi dan suasana psikologis mereka sudah tumbuh. Maka menjaga nyawa mereka, apalagi bila hanya takut rezeki, menjadi tema penting lainnya yang diwanti-wanti oleh Allah.

Maka Allah swt juga melarang kita menyingkirkan anak-anak dari kehidupan kita, hanya karena ada rasa khawatir akan menyusahkan kita, atau ikut memakan sebagian harta kita. Allah menegaskan, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al Isra’:31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan dikomentari..