Kamis, 10 April 2014

Saya akan Pukul Lehernya

Suatu ketika, Hafshah dan para istri Rasulullah lainnya meminta jatah belanja lebih. Mari kita ikuti penuturan Imam muslim dalam Shahih-nya. 

Suatu ketika Abu Bakar dan Umar meminta izin kepada Rasulullah untuk menemuinya, dan beliaupun mengizinkan. Sebenarnya saat itu, mereka berdua menemui beliau karena sebelumnya beliau tidak tamapak keluar pada waktu shalat, sehingga kau muslimin bertanya-tanya apa gerangan yang menghalangi beliau? 

Abu bakar dan Umar menjumpai Rasulullah sedang duduk dalam keadaan masygul (resah) di tengah-tengah para istrinya yang juga sedang masygul dan diam. Melihat demikian, Umar berkata kepada Rasulullah, saya akan mengatakan sesuatu yang akan membuat Anda tertawa,” Rasulullah lalu memandang Umar sambil menunggu apa yang hendak dikatakan oleh Umar. 

Kemudian, Umar melanjutkan, “Ya Rasulullah, bila istri saya meminta belanja kepada saya maka saya akan tinju lehernya.” 

Maka, beliau pun tertawa seraya berkata, “Mereka itu sekarang di sekelilingku meminta uang belanja!” 

Mendengar penuturan Rasulullah seperti itu, Umar segera menghampiri Hafshah dan memukul leher putrinya itu (dalam riwayat lain dicekik), demikian juga Abu Bakar kepada Aisyah. Mereka berdua berkata, “Kalian meminta yang tidak ada pada Rasulullah!” 

Hafshah dan Aisyah menjawab, “Demi Allah, kami sama sekali tidak meminta kepada Rasulullah sesuatu yang tidak beliau punyai.” 

Dalam versi lain diceritakan, setelah para istri Rasulullah menyampaikan tuntutan meminta tambahan nafkah, akhirnya beliau menegaskan bahwa beliau tidak dapat memenuhi tuntutan mereka. Jika mereka bersikeras, beliau akan bertindak tegas. Beliau akan meninggalkan mereka selama beberapa waktu, memberi mereka kesempatan untuk berpikir dan memilih kehidupan dunia. Jika hukuman seperti itu tak membuat mereka jera, beliau akan menceraikan mereka. 

Dalam peristiwa ini, turunlah firman Allah, “Wahai Nabi! Katakanlahkepada istri-istrimu, ‘Jika kamu menginginkan kehidupan di dunia dan perhiasannya, maka kemarilah agar kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang terbaik. Dan jika kamu menginginkan Allah dan Rasul-Nya dan negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat baik di antara kamu.’” (Al-Ahzab [33]:28-29) 

Usai turunnya ayat di atas, Rasulullah menemui para istrinya dan mengajukan dua alternatif seperti ayat di atas. Ternyata, keinginan mereka semua sama, merasa cukup dengan kebahagiaan yang dinikmati bersama Rasulullah. 

*** 

Senada dengan kisah di atas, suatu hari, para wanita Quraisy mengadu kepada Rasulullah dengan suara yang keras. Mereka menuntut suami mereka agar memberikan nafkah lebih banyak daripada hari-hari sebelumnya. Namun, ketika Umar meminta izin untuk masuk, para wanita itu terdiam dan cepat-cepat mengenakan hijab mereka hingga Rasul tertawa. Umar berkata,”Semoga Allah menggembirakan engkau, wahai Rasulullah.” 

Rasulullah berkata, “Aku heran dengan wanita-wanita yang tadi berada di sini. Ketika mereka mendengar suaramu mereka terdiam dan segera mengenakan hijabnya.” 

Umar berkata, “Wahai Rasulullah, engkau lebih berhak mereka takuti.” Lalu, Umar berpaling kepada para wanita itu seraya berkata, “Wahai wanita-wanita yang memusuhi dirinya sendiri! Patutkah engkau takut kepadaku, sedangkan engkau tidak takut kepada Rasulullah?” 

Salah seorang di antara mereka menjawab, “Kami memang lebih takut kepada engkau karena engkau lebih kasar dan lebih keras hati daripada Rasulullah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan dikomentari..