Minggu, 13 April 2014

Aku Tidak Bisa Mengunggulinya

Suatu hari, seperti biasa, para sahabat mengelilingi Rasulullah dalam majelis. Kali ini beliau memerintahkan para sahabatnya untuk menyedekahkan hartanya di jalan Allah. Umar yang hadir di dalam majelis itu, berkata dalam hatinya, “hari ini, aku akan mengungguli Abu Bakar.” Kemudian Umar pulang ke rumah dan menyiapkan hartanya untuk ia sedekahkan. Ia kembali lagi menghadap Rasulullah. 

“Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Tanya Rasul. 

“Aku menyisakan setengah hartaku untuk mereka,” jawab Umar. 

Tak lama kemudian, Abu Bakar datang. Dia membawa seluruh hartanya. “Wahai Abu Bakar, apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” tanya Rasul. Abu Bakar menjawab, aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” 

Umar sungguh kagum dengan sikap Abu Bakar ini. Ia pun berkata dalam hati, ”Ternyata, aku tidak bisa mengungguli Abu Bakar selamanya.” 

*** 

Usai dilantik menjadi khalifah, Abu Bakar punya kebiasaan baru, yaitu pergi entah kemana sehabis shalat subuh. Umar sangat penasaran. Ia ingin sekali mengetahui kemana sang khalifah pergi. 

Maka, suatu hari, selepas shalat subuh, Umar membuntuti Abu Bakar dari kejauhan. Ternyata, Abu Bakar pergi ke suatu tempat yang agak jauh sambil membawa bungkusan. Akhirnya, Abu Bakar tiba di suatu kemah. Dan, tanpa sepengetahuannya, Umar mengintip dari balik batu besar. 

Kira-kira, apa yang akan dilakukan Abu Bakar di kemah jelek itu? tanya Umar dalam hati. Umar melihat di dalam kemah itu seorang wanita tua dan seorang anak perempuan yang masih kecil. Terlihat Abu Bakar mulai menyapu kemah, membersihkan sampah yang berserakan. Ia juga menyerahkan bungkusan yang dibawanya. Ternyata, bungkusan itu berisi makanan dan susu. Lalu, ia menyuruh mereka untuk segera memakannya. 

Ketika Abu Bakar berpamitan pulang, Umar segera menghampiri wanita tua itu. ”Wahai wanita tua, tahukah engkau siapa yang memberimu semua makanan ini?” 

“Aku tidak mengenalnya. Mataku sudah tidak bisa melihat. Setiap pagi, orang itu datang mengantarkan makanan dan susu, juga menyapu kemah,” ujar si wanita. 

“Ketahuilah, orang itu adalah Khalifah Abu Bakar. Sungguh, orang yang menggantikannya (sebagai khalifah) akan merasa berat.” Umar pun berlinang air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan dikomentari..